pagi tadi aku melihat sosok itu lagi.
sosok lelaki tua bongkok yang sedangmengamati dedaunan.
saat itu sang surya masih enggan
memamerkan elegansinya.
sesekali terdengar gumam disertai
sedikit isak.
nampaknya pak tua tadilah sumbernya.
ketika kutanya.
dia hanya menatap ku gundah.
sembari berbisik.
embun.
aku menghitung embunku anak muda.
siangnya kubagi cerita tadi subuh
kepada kawan-kawanku.
mereka menatapku aneh.
sembari berkata.
hiraukan kakek tua itu.
orang tuaku kata ia tidak waras.
tahun demi tahun berlalu.
akhirnya aku faham.
karena akupun.
mulai menghitung.
embunku.
Comments
Post a Comment